Pengertian Amanah
Kata
amanah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sesuatu
yang dipercayakan (dititipkan) kepada orang lain. Definisi amanah
tersebut memberikan pengertian bahwa setiap amanah selalu melibatkan 2
pihak yaitu si pemberi amanah dan si penerima amanah. Lebih jelasnya,
hubungan keduanya dapat dijelaskan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya
manusia secara individu diberi amanah berupa umur oleh Allah.
Pertanyaannya adalah digunakan untuk apa umur tersebut? Apakah umur itu
digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat seperti bekerja, melaksanakan
ibadah puasa, membaca Al Qur’an, dan yang lainnya. Bila kita sebagai
individu sudah melaksanakan amanah tersebut sesuai tuntunan-Nya, maka
kita pantas disebut orang yang dapat dipercaya alias bisa menjalankan
amanah dari-Nya. Sebaliknya bila kita salah menggunakan amanah tersebut
misalnya bermalas-malasan, tidak mau bekerja, hanya berdiam saja di
rumah, maka kita oleh Allah dianggap orang yang tidak dapat dipercaya
alias tidak beramanah seperti dalam firman Allah, yaitu:
“Wahai
orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan
kepadamu, sedangkan kamu mengetahui.” (QS. Al Anfal: 27)
Selain
itu, contoh lainnya dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam
berorganisasi. Adakah amanah di dalamnya? Tentu ada. Amanah apa yang
dipikul seorang pemimpin atas anggota yang dipimpinnya. Tidak lain
adalah mengajak, membimbing, dan mengarahkan anggotanya untuk
berperilaku sesuai tuntunan Allah dan Rasul-Nya sehingga mereka tidak
hanya sejahtera di dunia juga di akhirat. Oleh karena itu, menjadi
pemimpin umat beragama tidaklah mudah karena setiap kata dan tindakannya
akan dimintai pertanggungjawaban baik di dunia apalagi di akhirat
kelak. Seperti lazimnya dilakukan oleh organisasi, hal tersebut
direalisasikan dalam bentuk Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ). LPJ itu
lah yang merupakan wujud amanah yang diemban oleh sang pemimpin dan
jajarannya. Jadi, amanah tidaknya seseorang pemimpin bukan dilihat dari
penampilan fisik, materi atau keturunan, tetapi lebih ditentukan oleh
kinerja. Misalnya bagaimana sang pemimpin mampu memobilisasi
(menggerakkan) anggota serta mengorganisir sedemikian rupa sehingga
mampu memberdayakan potensi anggota untuk kemaslahatan bersama sehingga
yang menjadi tujuan utama adalah untuk kepentingan umum, bukan
kepentingan pribadi.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa amanah bisa diperlihatkan dalam
berbagai aspek kehidupan sehari-hari seperti kehidupan individu,
keluarga, masyarakat, hingga negara. Dan setiap amanah yang diemban oleh
individu akan dimintai pertanggungjawaban baik di dunia maupun di
akhirat. Jika tidak melaksanakan amanah dengan baik maka ia tidak
memiliki iman yang kuat.