1.Virus
Istilah ini memang paling banyak disebut orang apabila komputernya mengalami gangguan. Tipe malware ini memiliki kemampuan mereproduksi diri sendiri yang terdiri dari kumpulan kode yang dapat memodifikasi target kode yang sedang berjalan, atau dapat pula memodifikasi struktur internal target kode, sehingga target kode sebelum berjalan dipaksa menjalankan virus. Target utamanya biasanya file yang bisa dijalankan seperti EXE, COM, dan VBS. beberapa file dokumen sering kali dijadikan sarang untuk penyebarannya ke komputer lain. Macam virus masih dapat dibagi lagi dalam beberapa kategori.
Boot virus, yakni virus yang berada di boot sector. Jika komputer dinyalakan, sebuah inisial program di boot sector akan dijalankan. File virus adalah virus yang menginfeksi executable program. Multipartite virus adalah virus yang menginfeksi boot sector dan file. Macro virus adalah virus dengan target sasaran file dokumen seperti Microsoft Excel atau Word. Ia akan memulai menginfeksi bila program aplikasi membaca dokumen yang berisi macro.
2. Worm
Sering disebut cacing, adalah sebuah program yang berdiri sendiri dan tidak membutuhkan sarang untuk penyebarannya, tidak seperti tipe virus yang menjadikan file dokumen sebagai sarang penyebaran. Namun, perbedaan yang paling mendasar dari worm dan virus adalah, apakah menginfeksi target kode atau tidak. Virus menginfeksi target kode, tetapi worm tidak. Worm hanya ngendon di memori dan mampu memodifikasi dirinya sendiri. Targetnya kebanyakan hanya memori komputer. Namun, malware ini juga mampu memblok akses ke situs antivirus, serta mematikan fitur keamanan di sistem operasi.
3. Wabbit
Diprogram untuk memakan sumber daya yang banyak pada sebuah sistem operasi menjadikan malware wabbit mampu membuat komputer menjadi lambat. Berbeda dengan worm yang penyebarannya ke komputer lain melalui jaingan, wabbit justru lebih merusak komputer lokal dengan cara menggandakan dirinya secara terus-menerus. Hasil penggandaan itulah yang membuat sistem operasi jadi ”loyo”.
4. Keylogger
Jika malware ini telah terinstal di komputer, apa yang kita tekan di keyboard semuanya bakal terekam. Diprogram lebih mirip mata-mata. Alhasil, segala informasi penting bisa kebobolan seperti username, password, dan informasi lainnya. Bahayanya lagi, jika kita melakukan transaksi melalui e-banking dan tanpa disadari kita memasukkan nomor PIN atau bahkan nomor rekening tabungan kita, walaupun sistem enkripsi sudah diterapkan oleh website yang bersangkutan, terbukti malware ini mampu merekamnya.
5. Browser Hijacker
Malware ini punya kemampuan mengacaukan/membelotkan alamat website yang kita tuju ke alamat yang tidak kita inginkan. Selain itu, malware ini pun mampu menambahkan bookmark, mengganti homepage serta mengubah pengaturan browser. Nah, browser yang sering jadi incaran para cracker di sini adalah browser yang paling banyak digunakan yaitu internet explorer bawaan Windows. Namun, tidak menutup kemungkinan browser lainnya seperti Opera, Firefox, dan yang lainnya bakal jadi sasaran para cracker.
6. Trojan horse
Berbeda dengan virus, trojan horse tidak dapat memproduksi diri sendiri. Pada umumnya, mereka dibawa oleh utility program lainnya. Utility program tersebut mengandung dirinya, atau Trojan horse itu sendiri ber-"lagak" sebagai utility program yang dijadikan tunggangan malware lain macam virus, worm wabbit, dan spyware.
Trojan horse masih dapat dibagi menjadi dua bagian. Pertama, DOS trojan horse, yang berjalan di DOS. Ia mengurangi kecepatan komputer atau menghapus file pada hari atau situasi tertentu. Kedua, Windows trojan horse, dijalankan pada sistem Microsoft Windows. Jumlah Windows trojan horse terus meningkat dan digunakan sebagai program untuk hacking dengan tujuan jahat yang dapat mengoleksi informasi dari komputer yang tersambung internet.
7. Spyware
Tahu cara kerja agen rahasia? Itulah tujuan yang dilakukan oleh pembuat program malware ini. Programnya diinstal secara rahasia, tanpa disadari oleh pengguna komputer. Program ini sebagai bagian dari perangkat lunak lain, seperti perangkat lunak sharing musik yang diperoleh melalui download. Setelah terinstal, selanjutnya program ini akan mengamati aktivitas komputer secara rahasia, tanpa disadari oleh pengguna komputer. Sebagian besar spyware mencoba membuat pengguna untuk membuka halaman iklan dan atau halaman web lain. Beberapa spyware juga mengirim informasi mengenai pengguna komputer ke komputer lainnya di internet.
8. Backdoor
Berdasarkan cara kerja dan perilaku penyebarannnya, malware ini dapat dibagi menjadi dua bagian. Yang pertama mirip dengan trojan. Mereka secara manual dimasukkan ke dalam suatu file program pada perangkat lunak dan kemudian ketika perangkat lunak tersebut diinstal mereka menyebar. Yang kedua mirip dengan worm. Backdoor dalam kelompok ini dijalankan sebagai bagian dari proses root. Backdoor mampu mengacaukan lalu lintas jaringan, melakukan brute force untuk meng-crack password dan enkripsi dan mendistribusikan serangan distributed denial of service (Ddos).
9. Dialer
Jangan kaget kalau komputer yang baru kita nyalakan tiba-tiba mencoba menghubungkan diri ke internet, padahal tak ada satu pun perangkat komputer kita yang sengaja dihubungkan dengan internet. Nah, kalau kejadiannnya demikian, maka komputer kita telah terinfeksi malware jenis dialer.
Malware ini mampu mengganti nomor penyedia layanan internet yang bisa dihubungi dengan nomor penyedia layanan internet lain. Maksud dan tujuannya tentu saja mengirimkan segala informasi yang didapat oleh keylogger, spyware, atau malware lain ke seseorang yang mempunyai tujuan tertentu. Selain itu, penyedia jasa telepon juga akan sangat diuntungkan dengan adanya koneksi paksaan tersebut.
10. Exploit dan rootkit
Kedua perangkat ini bisa dibilang malware bisa pula tidak. Kenapa begitu? Penjelasannya kira-kira begini. Exploit adalah perangkat lunak yang menyerang kerapuhan keamanan (security vulnerability) yang spesifik namun tidak selalu bertujuan untuk melancarkan aksi yang tidak diinginkan. Banyak peneliti keamanan komputer menggunakan exploit untuk mendemonstrasikan bahwa suatu sistem memiliki kerapuhan. Memang ada badan peneliti yang bekerja sama dengan produsen perangkat lunak. Peneliti itu bertugas mencari kerapuhan dari sebuah perangkat lunak dan kalau mereka menemukannya, mereka melaporkan hasil temuan ke si produsen agar si produsen dapat mengambil tindakan. Namun begitu exploit kadang menjadi bagian dari suatu malware yang bertugas menyerang kerapuhan keamanan.
Berbeda dengan exploit yang secara langsung menyerang system, rootkit tidak demikian. Rootkit dimasukkan ke dalam komputer oleh penyerang setelah computer berhasil diambil alih. Rootkit berguna untuk menghapus jejak penyerangan, seperti menghapus log dan menyembunyikan proses malware itu sendiri. Rootkit juga bisa mengandung backdoor agar di hari depan nanti, si penyerang bisa kembali mengambil alih system. Rootkit ini sulit di deteksi, pasalnya rootkit ditanam pada system operasi di level kernel, level inti sistem operasi.
Cara terbaik yang bisa diandalkan untuk mendeteksi ada tidaknya rootkit di komputer adalah dengan mematikan komputer dan boot ulang tidak dengan harddisk melainkan dengan media lain seperti CD-ROM atau disket USB. Rootkit yang tidak berjalan tak dapat bersembunyi dan kebanyakan antivirus dapat mengidentifikasikannya.
Produsen perangkat keamanan biasanya telah mengintegrasikan pendeteksi rootkit di produknya. Meskipun rootkit di menyembunyikan diri selama proses pemindaian berjalan, antivirus masih bisa mengenalinya. Juga bila rootkit menarik diri dari system untuk sementara, antivirus tetap dapat menemukannya dengan menggunakan deteksi “sidik jari” alias byte unik dari rootkit. Rootkit memang cerdik. Dia bisa menganalisis proses-proses yang sedang berjalan. Andai ia mencurigai suatu proses sebagai tindak tanduk antivirus, ia bisa menyembunyikan diri. Ketika prose situ selesai, ia aktif kembali.
Ada beberapa program yang bisa dipakai untuk mendeteksi adanya rootkit pada system. Rootkit detector kit, chkrootkit dan Rkhunter adalah contoh yang bisa digunakan.